PERPELONCOAN sama dengan BULLYING


PERPELONCOAN sama dengan BULLYING 
 
Aktivitas Perpeloncoan yang diadakan di Banyak kampus ketika penerimaan mahasiswa baru masih marak dilakukan sampai saat ini. Berbagai alasan pun digunakan sebagai “rasionalisasi”untuk menghalalkan kegiatan tersebut agar tetap terlaksana, meskipun secara riil kegiatan tersebut sama sekali tidak membawa efek positif bagi mahasiswa baru. Kegiatan perpeloncoan selama ini kita ketahui sebagai ajang yang digunakan oleh mahasiswa senior sebagai aksi “Bullying” yang dianggap sah dikalangan kampus, karena aktivitas tersebut menjadi sebuah kebiasaan buruk yang dilegalkan.
Menurut Djuwita, 2006 Bullying adalah penggunaan kekuatan atau kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau kelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya dan peristiwanya mungkin berulang. Dalam kegiatan perpeloncoan dibanyak kampus kriteria dalam definisi Bullying diatas jelas terpenuhi, Pertama dimana para mahasiswa baru dengan jelas di jajah dengan bebagai cara dengan hukuman fisik dan secara verbal ( bentakan, sindiran dll ). Kedua, dalam kegiatan perpeloncoan tersebut jelas ada pihak yang merasa lemah dan berkuasa dimana pihak berkuasa adalah mahasiswa senior dan yang lemah adalah mahasiswa baru sebagai objek bullying. Penulis sepakat bahwa aktivitas Perpoloncoan merupakan bentuk lain dari perilaku bullying yang terjadi dikalangan mahasiswa jika kita mengacu pada definisi diatas.
Perilaku perpeloncoan yang dilakukan oleh mahasiswa senior merupakan bentuk penjajahan mental yang dapat berakibat pada trauma dan penderitaan psikis bagi para korban perpeloncoan, mereka bisa saja merasa takut dan menaruh dendam kepada para seniornya. Hal ini semakin lama malah menimbulkan ketidak harmonisan didalam kampus jikalau budaya perpeloncoan tetap di legalkan, semestinya mahasiswa mampu untuk berpikir mengenai konsep kegiatan yang lebih mendidik dan mendewasakan mental bagi para mahasiswa baru dengan kegiatan yang positif misalnya program bakti social, peduli lingkungan dan penulisan karya ilmiah. Hal-hal tersebut jelas lebih bermanfaat untuk kedepannya daripada sekedar perpeloncoan.

0 komentar:

Posting Komentar